Beranda Pendidikan Awal Tahun 2021, Unpam Gelar Doa Bersama

Awal Tahun 2021, Unpam Gelar Doa Bersama

Keluarga besar Universitas Pamulang bekerjasama dengan Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) menyelenggarakan kegiatan khataman Qur’an, dzikir dan doa bersama di awal tahun 2021 secara virtual

TANGSEL – Keluarga besar Universitas Pamulang bekerjasama dengan Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) menyelenggarakan kegiatan khataman Qur’an, dzikir dan doa bersama di awal tahun 2021 agar senantiasa diberi perlindungan, kesehatan dan kesembuhan oleh Allah SWT dari wabah Covid-19 pada Sabtu (2/1/2021) secara virtual.

Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Unpam H. Dayat Hidayat, wakil rektor, kaprodi, dosen dan seluruh mahasiswa. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, dosen sudah menghatamkan Al-Quran yang dibagi per-juz yang dibaca dirumah masing-masing. Kegiatan khataman, dzikir serta doa dipimpin langsung oleh ketua LKK-Unpam H. Sofyan Hadi Musa.

Dalam sambutannya, Rektor Unpam Dayat Hidayat menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan merupakan implementasi dari visi-misi universitas.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada LKK yang terus berupaya mengimplementasikan visi-misi Unpam yaitu humanis dan religius yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan seperti ini,” ujarnya.

“Adanya Covid-19 menjadi ujian sekaligus tantangan kepada kita, bagaimana Unpam berupaya untuk terus mengimplementasikan kegiatan humanis dan religius. Jangan bosan, letih dan lelah untu mewujudkan universitas yang humanis dan religius,” lanjutnya.

Dayat memberikan sebuah nasehat untuk selalu mengingat kebesaran Allah. “Di tahun 2020 Allah telah mempertontonkan kekuasaannya dengan adanya makhluk Allah yaitu Covid-19. Manusia yang sombong, congkak, dan arogan diluluhlantahkan dengan Covid-19,” terangnya.

Ceramah agama sekaligus cerita pengalamannya yang pernah positif Covid-19 disampaikan oleh dosen agama Abdul Muhyi Ismail. Beliau bercerita saat terkonfirmasi positif Covid-19.

“Awalnya tipes karena kelelahan menjalani berbagai aktivitas. Saya terus melakukan komunikasi dengan para dokter akan keluhan yang saya alami seperti muntah-muntah, badan lemes, pusing. Setelah di test suap saya positif,” ungkapnya.

“Akhirnya saya melakukan isolasi selama 11 hari di dalam kamar, alhamdulilah pas di test lagi sudah negatif. Sebelum positif saya sudah melaksanakan 3M dan menerapkan protokol kesehatan, tapi qodarullah tetap kena juga Covid-19,” lanjutnya.

Muhyi bisa sembuh bukan saja menjalankan pola hidup sehat tapi juga mendapat dukungan dari orang-orang terdekat. “Selain keluarga, saya juga didukung oleh kaprodi dan teman-teman dosen agama, itu juga yang menyebabkan proses penyembuhan,” kenangnya.

Muhyi menjelaskan, orang yang terkena Covid-19  bukan aib. “Saya sempet minder dan menjadi beban psikologis, apalagi tetangga pada menjauh. Mereka pada takut lewat rumah saya dan ambil jalan muter. Padahal, orang yang kena Covid-19 bukan aib, tapi perlu diberi dukungan agar cepat pulih,” jelasnya penuh pilu.

“Akan ada hikmah dari setiap kejadian. Ibnu Athaillah pernah berkata, bisa jadi yang menimpa kita tidak enak, tapi bisa jadi hal itu menjadi enak untuk kita. Sampai  kapan pun akan selalu ada permasalahan yang akan dihadapi, tugas kita adalah berdoa dan terus ikhtiar. Jika kita sabar akan diampunkan dosa dan diangkat derajat kita,” tutupnya.

(Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News