Beranda Sosial Anggota Dewan Hingga Anak Motor Diskusi Pemuda dan Literasi

Anggota Dewan Hingga Anak Motor Diskusi Pemuda dan Literasi

Diskusi yang digelar Motor Literasi. (Ist)

PANDEGLANG – Setelah menempuh jarak 130 KM dari Kota Serang, rombongan Komunitas Motor Literasi yang dikomandani Firman Venayaksa, tiba di TBM Cahaya Aksara di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang. Tempatnya berada di perkampungan yang asri dan sejuk.

Cahaya Aksara adalah sebuah komunitas literasi yang digagas oleh Munawir Syahidi. Ia menciptakan pusat pembelajaran masyarakat.

Menjelang malam, suasana yang awalnya sunyi didatangi oleh puluhan pemuda di kampung itu. Mereka datang untuk ikut terlibat dalam diskusi yang bertajuk Pemuda dan Literasi. Selain karena momentum Sumpah Pemuda, perhelatan tersebut dikaitkan juga dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pembicara yang hadir pada diskusi tersebut adalah Firman Venayaksa, dosen Untirta yang juga dikenal sebagai pegiat literasi dan Agus Umam, anggota DPRD Kabupaten Pandeglang yang sempat mengenyam perkuliahan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara.

Firman Venayaksa memantik diskusi dengan sebuah cerita tentang Cokroaminoto dan ketiga muridnya bernama Soekarno, Semaun dan Karto Suwiryo.

Menurut Firman, Cokro berhasil menjadi guru bagi murid-muridnya karena ia berhasil menemukan jati diri sang murid. “Menjadi seorang guru, bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan. Guru yang baik adalah memfasilitasi murid-muridnya untuk mengenali potensi diri dan memberikan jalan agar potensi itu berkembang,” ujarnya, Jumat (30/10/2020).

Ia juga menegaskan bahwa para pendiri bangsa ini adalah anak-anak muda yang gandrung membaca dan menulis. “Mereka bertiga adalah pembaca sekaligus penulis. Jadi jangan mengaku sebagai anak muda yang progresif jika tidak piawai berliterasi,” tambahnya.

Agus Umam selanjutnya memantik dialog tersebut dengan mengapresiasi TBM Cahaya Aksara.

“Saya baru kali ini datang ke sebuah kampung yang cukup menggeliat dan saya kembali teringat dengan masa lalu saya ketika mahasiswa yang senang berdiskusi,” kata Agus yang dulu pernah aktif di Forum Mahasiswa Ciputat.

Agus mengungkapkan bahwa menjadi pemuda memang harus rajin mengasah literasi. “Kita harus meluangkan waktu dan disiplin membaca dan menulis. Dengan begitu pikiran kita akan bertemu terus dengan pengetahuan-pengetahuan baru,” sambungnya. Agus juga menjelaskan bahwa dulu ia juga suka menulis dan membaca buku-buku filsafat.

Hujan mulai membasahi areal diskusi, sehingga terpaksa dipindah ke area panggung. Para peserta diskusi cukup antusias bertanya mulai dari urusan literasi digital, filsafat hingga sejarah.

Sayangnya ketika suasana diskusi menghangat, tiba-tiba listrik mati. Hal yang menjadi keseharian di Cibaliung. Kendati begitu kegiatan tetap mengalir yang diakhiri dengan pembacaan puisi Dzikir karya Dzawawi Imron oleh Agus Umam. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini