Beranda Pemerintahan Anggaran Perawatan Terus Berjalan, Armada Bus Trans Anggrek Tangsel Malah Mogok

Anggaran Perawatan Terus Berjalan, Armada Bus Trans Anggrek Tangsel Malah Mogok

Armada bus Trans Anggrek Circle Line merupakan transportasi milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dihibahkan dari Kementrian Perhubungan sebanyak 5 bus pada tahun 2014 lalu. (Ihya/bantennews)

 

TANGSEL -Armada bus Trans Anggrek Circle Line merupakan transportasi milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dianggarkan sebesar Rp6,25 miliar pada tahun 2015 sebanyak 5 bus.

Diketahui, layanan bus Trans Anggrek tersebut digunakan untuk umum khususnya anak sekolah dan karyawan Pemkot tanpa dipungut biaya.

Ke-5 bus tersebut beroprasi sejak 2015 lalu. Namun saat ini armada itu hanya terparkir di kir Dishub Tangsel tanpa beroprasi lagi setiap harinya sejak beberapa bulan lalu alias mogok. sementara anggaran perawatannya tetap berjalan.

Saat dimintai keterangan, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangsel Purnama Wijaya mengatakan, armada bus Trans Anggrek memang sudah tidak beroprasi lagi lantaran tidak efektif dan hendak dijadikan transportasi khusus karyawan Pemkot.

“Sudah tidak efektif mau kita alihkan untuk khusus karyawan pemkot saja karena bus-bus itu kan masih plat merah, kalau angkutan umum kan harus plat kuning,” kata Purnama saat dihubungi BantenNews.co.id lewat sambubgan telpon, Selasa (14/1/2020).

Purnama membenarkan bahwa sampai saat ini armada bus tersebut masih menelan anggaran pemeliharaan, namun kata dia, tak sebesar seperti saat operasionalnya dulu.

“Ya bus-bus itu sekarang masih digunakan tapi paling untuk yang pinjam atau sewa mau kemana gitu. Biasanya ibu-ibu atau pemuda mau pinjam ya kita kasih lah. Kan di situ juga butuh pemeliharaan busnya,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, tak efektifnya bus Trans Anggrek itu diakibatkan karena masyarakat lebih memilih Angkutan Perkotaan (Angkot) dan transportasi online, padahal naik trans anggrek tak dipungut biaya sama sekali.

Di sisi lain, warga Pamulang Inah (31) saat diwawancara mengaku tak berani memberhentikan bus Trans Anggrek itu lantaran dia mengira mobil itu untuk karyawan pemerintahan karena berplat merah.

“Ya kalu tau mah itu mobil buat angkutan umum saya berentiin bang, apa lagi gratis. Orang saya ngeliatnya aja plat merah jadi saya ga berani lah,” pungkasnya. (Ihy/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini