Beranda Peristiwa Anak-anak Korban Gusuran Tol JORR II Dihibur Mewarnai dan Membaca Buku Gratis

Anak-anak Korban Gusuran Tol JORR II Dihibur Mewarnai dan Membaca Buku Gratis

Anak-anak korban gusuran 27 bidang lahan yang bakal dijadikan Tol JORR II menyambut baik komunitas tanpa nama yang menyediakan mewarnai dan membaca gratis, Minggu (6/9/2020) - (Alwan/BantenNews.co.id)

TANGERANG – Setelah sebelumnya  Badut Tangerang Raya (BATARA)  hadir memulihkan trauma anak-anak korban gusuran Tol JORR II atau Tol Kunciran-Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta). Sekarang, giliran komunitas tanpa nama membawa ratusan judul buku untuk dibaca dan dibagikan secara gratis, Minggu (6/9/2020).

Selain membawa ratusan judul buku, komunitas yang bermarkas disekitaran Batuceper, Kota Tangerang itu juga membuka pasar gratis yang menyediakan berbagai kebutuhan bahan pokok bagi warga yang terkena dampak eksekusi paksa 27 lahan Kampung Baru, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda.

Dengan didampingi relawan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tangerang yang memang fokus memulihkan trauma anak-anak, para komunitas tanpa nama tersebut bahu membahu membuat para anak anak tersenyum.

Mulai dari permainan kecil membaca, hingga kontes mewarnai yang berhadiah seadanya digelar para aktivis komunitas tanpa nama yang mengaku fokus menumbuhkan niat baca kepada anak-anak itu.

Kehadiran aktivis tersebut mendapat sambutan positif dari para orangtua yang terkena dampak dari pengosongan lahan tersebut, pasalnya selain dapat melihat putra-putrinya kembali riang, kehadiran mereka seakan mengembalikan minat belajar anak-anak yang sebelumnya kehilangan buku-bukunya.

“Alhamdulillah ada yang peduli dengan kondisi anak-anak, kalau boleh jujur kita seneng banget ngeliat anak-anak banyak yang hibur. Kemarin ada badut terus setiap hari ada mahasiswa GMNI yang ngajak main sekarang ditambah lagi ada anak-anak muda yang bawa buku,” kata Edi salah seorang warga sekitar.

Ketua Komunitas tanpa nama Zibal Abdul Novel mengatakan,  pihaknya sengaja datang ke lokasi penggusuran lantaran prihatin dengan kondisi anak-anak yang melihat langsung proses eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Tangerang.

“Saya mengetahui persis psikologi anak-anak pasti terganggu dengan tindakan represif aparat, dan sore setelah penggusuran saya melihat sendiri kondisi anak-anak disini sangat memprihatinkan,” ungkap aktivis berambut gimbal tersebut.

Ia menyayangkan tindakan represif yang diduga dilakukan aparat yang tentunya meninggalkan duka mendalam dan akan selalu diingat anak-anak.

“Terlepas dari permasalahan yang terjadi, anak-anak seharusnya tidak menjadi korban dan kepada aparat tolong kedepannya agar lebih humanis dalam mengawal dan mengamankan kebijakan,” ujarnya.

Ia menilai aparat terlalu berlebihan dalam menghadapi masyarakat yang mempertahankan lahannya. Ia juga mengaku mengutuk segala tindakan represif yang diduga dilakukan oleh aparat saat eksekusi lahan tersebut.

“Yang kalian hadapi adalah rakyat sendiri, banyaknya aparat yang diturunkan seolah aparat hendak berperang melawan rakyatnya sendiri,” pungkasnya.

(Tra/Wan/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini