Beranda Peristiwa Akses ke SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel Masih Diblokade, Siswa Terpaksa...

Akses ke SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel Masih Diblokade, Siswa Terpaksa Jalan Kaki

Aktivitas hari pertama sekolah di depan gerbang yang ditutup warga di SMA 6 dan SMP 17 Tangsel. (Mg-Ahmad Rizki/bantennews)

TANGSEL – Akses jalan menuju SMP Negeri 17 dan SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, masih tertutup. Padahal, pada Senin (14/7/2025), Satpol PP Kota Tangsel telah membuka blokade.

Berdasarkan pantauan BantenNews.co,id, Selasa (15/7/2025), spanduk pelarangan masuk yang sebelumnya dicopot oleh petugas Satpol PP Kota Tangsel kembali di pasang di gerbang akses masuk menuju dua sekolah negeri itu.

Akibat blokade yang dilakukan warga, para siswa kedua sekolah terpaksa jalan kaki sejauh kurang lebih 300 meter dari titik penurunan kendaraan di Jalan Pamulang Permai Barat 1 menuju gerbang sekolah.

Hanya ada celah sempit selebar sekitar satu meter yang memungkinkan pejalan kaki melintas. Para orang tua dan pengantar siswa hanya bisa menurunkan anak-anak mereka di ujung jalan, karena kendaraan umum maupun pribadi dilarang masuk lebih jauh.

Selain itu, portal besi juga terpasang di beberapa akses alternatif di sekitar sekolah.

Di lokasi gerbang, terbentang sebuah spanduk putih bertuliskan: “Penutupan jalan sementara. Sistem penerimaan siswa mengabaikan hak anak-anak kami bersekolah di lingkungan sendiri.”

Spanduk tersebut menggambarkan kekecewaan sebagian warga terhadap jalur domisili pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini. Diketahui, blokade jalan yang dilakukan warga telah berlangsung sejak awal Juli 2025.

Situasi ini menyebabkan kepadatan lalu lintas di sekitar titik penurunan siswa, terutama pada jam masuk sekolah. Sejumlah pengendara terlihat berhenti di badan jalan, membuat ruas jalan semakin sempit dan mengganggu kelancaran arus kendaraan lainnya.

Reza Murfron, salah satu orang tua siswa, berharap ada upaya mediasi dari pihak terkait.

“Kalau bisa dimusyawarahkan dan ditemukan jalan tengahnya. Kalau terus begini, bisa menimbulkan kecemburuan. Kesannya seperti ada pengabaian. Kasian juga anak-anak suruh jalan kaki lumayan jauh,” ujar Reza.

Baca Juga :  Kisah Pilu Harsali Korban Kebakaran di Lebak

Wali murid lainnya, Yuli Anwar, menyesalkan kondisi tersebut. “Kasihan anak-anak harus jalan kaki dari bawah, karena gerbang ditutup,” katanya.

Penutupan jalan ini dilaporkan telah berlangsung sejak Kamis (3/7/2025). Meski demikian, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa.

Sejumlah guru dan petugas keamanan tampak membantu mengatur lalu lintas di depan sekolah untuk menghindari kemacetan dan menjaga keselamatan siswa.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah kota maupun sekolah terkait kapan akses jalan akan kembali dibuka.

Aktivitas sekolah masih berlangsung dengan keterbatasan akses, sementara siswa dan guru sebagian besar harus masuk dengan berjalan kaki.

Penulis: Mg-Ahmad Rizki

Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd