Beranda Uncategorized Akademisi : Ini Penyebab Suara Jokowi Jeblok di Banten

Akademisi : Ini Penyebab Suara Jokowi Jeblok di Banten

Pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - KH Ma'ruf Amin menggelar kampanye perdana di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang, Banten, Minggu (24/3/2019) dengan menaiki kereta kuda - Fotografer Qizink/BantenNews.co.id

SERANG – Perolehan suara Joko Widodo malah jeblok di Banten pada Pemilu 2019. Padahal, Jokowi didampingi Ma’ruf Amin yang merupakan putera daerah.

Pemilu 2014 Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah dari Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa dengan selisih suara 42,9 persen dan 57,1 persen.

Pada Pemilu kali ini Jokowi berpasangan dengan Ma’ruf Amin namun perolehan suara merosot drastis di Banten. Berdasarkan hasil sementara hitung cepat beberapa lembaga survei Jokowi kalah telak dari rivalnya Prabowo di provinsi para jawara.

Lembaga survei Indo Barometer merilis perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin 37,5%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 62,95%. Sedangkan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin 37,49%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 62,51%.

Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Leo Agustino mengatakan banyak faktor perolehan suara Jokowi tergerus di Banten pada Pemilu 2019 meski menggandeng seorang ulama yang merupakan putera daerah.

Pertama, peminggiran atau pemojokan Ma’ruf juga terus “digoreng” oleh lawan politiknya. Berita yang menyatakan kiai hanya mengejar dunia, tidak pantas menyandang gelar kiai ini digunakan untuk melemahkan suara Paslon 01 di Banten.

Kedua, loyal voters Prabowo di Banten memang sangat tinggi dan ini berhasil dikelola dengan baik oleh tim Paslon 02.

Ketiga, hasil Pilpres 2019 kemarin menunjukkan bahwa masih sangat banyak haters Jokowi di Banten. Isu Jokowi PKI, Jokowi budak asing dan aseng terus dirawat oleh lawan politiknya, serta yang lainnya.

Sayangnya, menurut Leo, isu-isu dan fitnah-fitnah yang menyerang kedua figur Paslon 01 ini tidak begitu massif direspon oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) untuk meluruskan ke masyarakat level bawah.

Sehingga, isu SARA terutama politik identitas terus dirawat dan dikelola oleh lawan politik Paslon 01 sehingga suara mereka tidak berkembang di Banten. Ini terlihat dari banyaknya simpatisan 212 di Tangerang Raya yang berhasil mempengaruhi pemilih pemula dalam Pemilu 2019.

“Hasil pengamatan saya di lapangan, TKD dan partai politik koalisi tidak bekerja optimal selama proses dinamika masa kampanye,” kata Leo saat dikonfirmasi, Jumat (19/4/2019).

Kemudian, dua klan Dinasti Politik di Banten seperti Dinasti Ratu Atut Chosiyah dan Dinasti Jayabaya tidak optimal membantu pemenangan paslon 01 Jokowi-Amin.

“Dukungan dinasti tidak maksimal, padahal seperti Dinasti Atut dan Jayabaya merupakan penguasa di Banten. Jayabaya misalkan di Lebak, keluarga Atut hampir di seluruh kabupaten/kota,” katanya. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News