Beranda Peristiwa Ada Kerumunan di Sepakbola Tarkam, Camat Walantaka Kena Tegur

Ada Kerumunan di Sepakbola Tarkam, Camat Walantaka Kena Tegur

Ribuan penonton sepakbola antar kampung (Tarkam) di Lapangan Cibogo, Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang mengabaikan protokol kesehatan Covid-19

SERANG – Camat Walantaka Karsono mengakui bahwa dirinya bersama Lurah Nyapah Oewin, Jumat (4/12/2020) siang, telah menghadap Plt Sekda Kota Serang Nanang Saefudin di ruang kerjanya. Lantas ia bersama Oewin pun mendapat teguran secara tertulis dari pimpinannya karena adanya kerumunan sepakbola antarkampung (tarkam) di Lapangan Cibogo, Walantaka.

“Saya sebagai ASN dapat teguran tertulis. Iya sama Lurah Nyapah dipanggil berdua sama pimpinan. Tadi saya dapet teguran dari pimpinan di Pemkot, ya teguran supaya agak lebih hati-hati lagi kalu ada kerumunan massa seperti itu (turnamen sepak bola), harus tegas melarang kerumunan,” ujar Karsono, kepada awak media, Jumat (4/12/2020) malam.

Ia mengaku pihaknya tidak pernah mengizinkan panitia turnamen sepakbola tarkam itu menggelar kompetisi. Karena panitia turnamen tidak pernah bertemu tatap muka untuk meminta izin kepadanya.

“Terus terang aja panitia tidak pernah datang ke saya, hanya melalui telepon. Dan memang saya dengar ada pertandingan dimulai, tapi saya tidak peduli, karena saya pikir tidak terlalu banyak penonton,” ucap dia.

Namun ketika terjadi keributan antara wasit dan pemain, pihaknya bersama Muspika Kecamatan Walantaka memanggil panitia turnamen dan meminta untuk menghentikan kompetisi. Namun pihak panitia turnamen tetap ngotot agar kompetisi tetap dilaksanakan hingga tuntas, sebab jika dihentikan di tengah jalan, maka Muspika harus membayar kompensasi oleh lima tim yang belum bertanding sebesar Rp300 juta.

“Apakah muspika mau mengganti itu. Oh saya gak bakal mau, saya kan gak mengizinkan apa-apa. Gak enak di saya, enak di panitia kalau gitu,” katanya.

Karena dituntut untuk membayar ganti rugi oleh panitia, Muspika akhirnya memperbolehkan panitia turnamen untuk menggelar kompetisi, namun dengan syarat pertandingan digelar tanpa penonton.

“Mereka menyanggupi, tapi salah saya tidak ada notulensi di sana.  Kalau mau bubarkan kan itu urusan polisi, kalau saya kan tidak punya pasukan untuk bubarkan kerumunan yang sebegitu banyaknya. Harusnya polisi tau itu,” terang Karsono. (Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini