Beranda Olahraga Romelu Lukaku Dinilai Diperlakukan Tak Adil di Manchester United

Romelu Lukaku Dinilai Diperlakukan Tak Adil di Manchester United

Romelu Lukaku - foto istimewa minews.com

Pelatih timnas Belgia Roberto Martinez menyatakan bahwa  Romelu Lukaku diperlakukan kurang adil di Inggris. Dengan jumlah golnya, Lukaku seharusnya lebih dihargai.

Lukaku mengakhiri delapan musim kariernya di Liga Inggris dengan pindah ke Inter Milan pada musim panas ini. Striker Belgia itu ditebus dari Manchester United senilai 80 juta euro.

Selama hampir satu dekade, Lukaku pernah membela beberapa klub seperti Chelsea, West Bromwich, Everton, dan MU. Dia telah mengemas 136 gol, saat usianya baru mencapai 26 tahun.

Setelah mencetak 27 gol di musim pertamanya di MU, produktivitas Lukaku menurun drastis di musim keduanya usai cuma menyumbangkan 15 gol saja. Tidak sedikit yang mempertanyakan aspek permainan Lukaku, yang dinilai terlalu lamban.

“Romelu selama ini kurang diapresiasi di sebagian besar kariernya di sepakbola Britania,” Martinez mengatakan kepada Daily Mail, yang dikutip dari detik.com.

“Dan alasannya sangat jelas. Setiap orang menganalisis apa yang dia tidak miliki sebagai pemain nomor sembilan. Semua orang ingin mengatakan kepada dia bahwa sentuhan pertama dia seharusnya lebih baik, bahwa dia seharusnya lebih kuat lagi di udara, bahwa dia harus menciptakan lebih banyak ruang.”

“Tapi apa yang terlewatkan dari mereka adalah kelebihan dia sebagai seorang pencetak gol. Lihat saja statistik dia. Dia adalah salah satu pencetak gol paling penting di usianya. Seperti pemain manapun, kalau Anda ingin menyoroti hal-hal lain yang tidak mereka lakukan dengan baik, maka Anda tidak akan merasakan seorang pemain yang bagus,” sembur pelatih yang pernah menukangi Everton itu.

Lukaku sedang menikmati awal karier yang menjanjikan di Italia. Lukaku sukses mencetak satu gol di laga debutnya bersama Nerazzurri kala menghantam Lecce 4-0.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini