Beranda Bisnis Masuk Holding BUMN Tambang, PT KS Dinilai ‘Diselamatkan’ Inalum

Masuk Holding BUMN Tambang, PT KS Dinilai ‘Diselamatkan’ Inalum

Gedung PT Krakatau Steel di Jakarta - foto istimewa Tribunnews.com

CILEGON  – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah mencari cara untuk menyelamatkan keuangan PT Krakatau Steel (KS). Berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkan BUMN yang memproduksi baja itu.

Salah satu cara yang akan dilakukan adalah merestrukturisasi utang-utang KS. Para bank BUMN yang tergabung dalam Himbara pun sudah menyetujui rencana restrukturisasi utang tersebut.

“Pada intinya kita mendukung karena Krakatau Steel industri strategis nasional. Kita melihat bahwa prospek industri strategis nasional dengan pertumbuhan demand dari sektor infrastruktur dan konstruksi harusnya masih bagus. Jadi kita mendukung,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, untuk restrukturisasi utang itu akan dilakukan dalam beberapa skema. Seperti restrukturisasi pengambilan aset hingga skema penerbitan obligasi wajib konversi (convertible bond) dengan tenor yang panjang.

Selain itu, penyembuhan KS diharapkan juga bisa dilakukan dengan memasukkan perusahaan ke dalam holding BUMN pertambangan. Sang induk holding, PT Inalum (Persero) diharapkan bisa membantu KS menyehatkan keuangannya.

“Nanti peranan Inalum nanti sebagai calon holding dari KS membantu juga supaya KS lebih kompetitif dan efisien dalam beroperasi ke depan,” ucapnya dikutip dari detik.com.

Diketahui rugi bersih KS senilai US$ 74,82 juta atau Rp1,05 triliun (kurs Rp 14.000) menurun dibandingkan 2017 senilai US$ 81,74 juta. Selain itu, KS mencatatkan kenaikan pendapatan 20% menjadi US$ 1,73 miliar, dibandingkan 2017 sebesar US$ 1,44 miliar.

Nah, yang menjadi tantangan terbesar dari emiten ini adalah utang sepanjang 2018 yang tercatat US$ 2,49 miliar. Jumlah ini mengalami kenaikan 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, utang jangka pendek yang dimiliki KS lebih besar dibandingkan utang jangka panjang. Utang jangka pendek KS senilai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar. Sementara utang jangka panjang pabrik baja pelat merah ini sebesar US$ 899,43 juta.

KS juga mencatatkan beban pokok pendapatan membengkak menjadi US$ 1,58 miliar pada 2018, dari US$ 1,23 miliar pada 2017. Sepanjang 2018, KS mencatatkan total aset US$ 4,29 miliar, dengan total aset tidak lancar US$ 3,31 miliar dan total aset lancar US$ 989,720 juta. Selain itu, nilai kas dan setara kas turun menjadi senilai US$ 173,28 juta dari tahun sebelumnya US$ 280,87 juta.  (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini