Beranda Bisnis Ekspor Kayu Lapis Banten Terus Meningkat dan Semakin Diminati Negara di Dunia

Ekspor Kayu Lapis Banten Terus Meningkat dan Semakin Diminati Negara di Dunia

Badan Karantina Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon (BKPC) mengecek produk ekspor kayu lapis - foto istimewa

SERANG  – Badan Karantina Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon (BKPC) melepas ekspor kayu lapis. Ekspor tersebut dilakukan dalam dua tahap yakni 8 Maret 2019 melepas 5 kontainer kayu lapis sebanyak 278,0926 M3 dengan nilai Rp 1.336.885.022 tujuan Dubai, Uni Emirat Arab.

Sedangkan tahap kedua yakni pada 11 Maret 2019 tujuan USA sebanyak 222,6348 M3 dengan nilai Rp1.277.584.000.

Diketahui ekspor kayu lapis tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2018 lalu oleh PT Pundi Uniwood Industry (PUI) yang telah mengekspor Kayu lapis (Plywood) Blockboard dan Barecore sebanyak 24.918,45 M3 senilai Rp149.510.700.000 dengan frekuensi 137 kali.

Adapun pada bulan Januari sampai dengan Februari tahun 2019, kayu lapis telah diekspor sebanyak 3.738,7416 M3 senilai Rp. 16.749.562.816 (16.7 M) dengan frekuensi sebanyak 19 kali. Sejak tahun 2000 sampai dengan saat ini, ekspor kayu lapis asli Banten terus meningkat dengan negara tujuan ekspor yaitu China, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Singapore, dan Korea.

Demikian siaran pers yang diterima BantenNews.co.id dari Badan Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Sabtu (9/3/2019).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyampaikan bahwa Barantan adalah pembuka akses ekspor melalui protokol karantina pertanian dan penjaminan kesehatan/bebas organisme pengganggu tumbuhan karantina dengan penerbitan Phytosanitary Certificate (Sertifikat kesehatan komoditas ekspor).

“Kami menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200%. Untuk mencapai target diperlukan berbagai upaya kolaboratif Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kelompok Tani serta Pelaku Usaha agar kualitas dan produksi dapat ditingkatkan.

Dia menambahkan, kayu lapis asal Provinsi Banten sudah diminati oleh beberapa negara dan kedepannya agar lebih banyak lagi volume yang diekspor serta jumlah negara pengimpor kayu lapis dari Banten juga diperluas, khususnya pasar di ASEAN dan ASIA yang masih sangat terbuka dan prospektif.

Diketahui bahwa kebutuhan dunia terhadap produk kayu lapis terus meningkat karena komoditas tersebut merupakan bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

“Kayu lapis adalah komoditas wajib periksa karantina, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh Petugas Karantina sehingga terjamin melalui penerbitan Phytosanitary Certificate (PC),” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi kayu lapis dipenuhi. Sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan.

“Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin di ekspor. Pelayanan kami 24 jam setiap hari dengan jadwal piket petugas yang memadai. Guna mendorong peningkatan pemasaran ekspor komoditas andalan petani di Banten, Karantina Pertanian Cilegon akan segera menyediakan aplikasi peta komoditas ekspor digital (e-map export),” ujarnya.

Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa menyambut baik dan sangat mendukung program Kementerian Pertanian bahwa akselerasi ekspor produk pertanian Provinsi Banten akan digenjot sampai dengan 200%.

Wabup menambahkan masyarakat Banten sangat bangga bahwa produk pertanian asal Banten semakin diminati oleh negara luar, dan patut mendapatkan acungan jempol karena bukan hanya Kayu lapis yang berhasil diekspor, banyak sekali potensi pertanian, perkebunan dan hutan rakyat yang menjadi andalan.

“Minyak kelapa asal Banten juga menjadi salah satu yang terbaik di Dunia. Keistimewaan kelapa asal Banten karena memiliki batok dan daging buah yang tebal, sangat berbeda dengan buah kelapa di Provinsi lain bahkan di zseluruh Dunia. Instansi Daerah diharapkan dapat bersinergi dengan Barantan melalui Balai Karantina Pertanian Cilegon untuk bahu membahu mendukung akselerasi ekspor sehingga produk pertanian asal Provinsi Banten semakin banyak yang diekspor,” katanya.

Direktur utama PT PUI, Jusak Sudarso
menjelaskan bahwa untuk mempertahankan dan mendapatkan pasokan kayu, PT PUI menerapkan program kemitraan dengan cara memberikan bantuan kepada petani kayu berupa program bantuan bibit Jabon dan Albasia. Melalui cara ini kebutuhan kayu Jabon dan Albasia akan mudah didapatkan dengan sebaran petani yang membudidayakannya di wilayah yang terjangkau ke lokasi pabrik.

“Kayu Jabon dan Albasia memiliki sifat mudah dibentuk dan mempunyai ketahanan yang baik. Produksi kayu lapis dari kayu ini memberikan nilai tambah secara ekonomis dan sudah diterima oleh pasar dunia. Harapannya, seluruh bahan baku asal Banten bisa diproses seluruhnya di Banten sendiri,” terangnya.

Dia menuturkan bahwa PT PUI membangun kemitraan dengan kelompok tani yang ada di tiga kabupaten sejak tahun 2010, yaitu Kabupaten Pandeglang (8 kelompok tani) dengan luas lahan 428.873 m2, Kabupaten Lebak (8 kelompok tani) dengan luas lahan 990.500 m2, dan Kabupaten Serang (7 kelompok tani) dengan luas lahan 1.855.555 m2, dengan total 23 kelompok tani dan luas lahan adalah 3.274.928 m2.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Karantina Pertanian dan Pemerintah Daerah , dengan adanya dukungan karantina pertanian ekspor kayu lapis semakin lancar dan aman bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina),” tambahnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini