KABUPATEN TANGERANG — Kabupaten Tangerang akan berusia 393 tahun pada 13 Oktober 2025. Meski memiliki APBD terbesar di Banten, mencapai Rp8,65 triliun, kesejahteraan warga masih jauh dari harapan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 260.900 jiwa atau 6,42 persen penduduk Kabupaten Tangerang masih hidup miskin berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025. Indeks kedalaman kemiskinan tercatat 0,89 dan keparahan 0,21 persen.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Kepala BPS Kabupaten Tangerang, Husin Maulana, menjelaskan warga dikategorikan miskin bila pengeluarannya di bawah Rp684 ribu per bulan. “Angka itu menunjukkan kemampuan minimal untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan,” ujarnya, Kamis (10/10/2025).
Meski turun tipis dari 6,55 persen pada 2024, kemiskinan tetap menjadi persoalan struktural. Banyak warga di wilayah pedesaan masih bergantung pada sektor pertanian dan pekerjaan informal. “Banyak yang miskin karena faktor struktural,” kata Husin.
Dari 3,4 juta penduduk Kabupaten Tangerang, kurang dari 1 persen tergolong miskin ekstrem. Husin menilai penurunan kemiskinan membutuhkan komitmen serius pemerintah daerah agar program penanggulangan tepat sasaran.
Kepala Dinas Sosial Azis Gunawan belum merespons permintaan konfirmasi terkait program pengentasan kemiskinan. Sementara Kepala Bappeda Ujang Sudiartono menyarankan agar data detail dikonfirmasi ke Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia.
Bupati Moch. Maesyal Rasyid mengakui masih banyak pekerjaan rumah. “Masih banyak PR yang harus dijalankan sesuai tuntutan masyarakat,” ujarnya usai membuka rangkaian HUT ke-393 Kabupaten Tangerang di Alun-alun Tigaraksa.
Penulis: Saepulloh
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd
