CILEGON – Sejumlah pedagang pakaian kembali berjualan di jalur keluar Pasar Kranggot Cilegon, pasca ditertibkan pada Juli 2025 lalu.
Salah seorang pedagang pakaian, Erni mengungkapkan alasan dirinya bersama pedagang lainnya kembali menempati jalur keluar Pasar Kranggot Cilegon. Menurutnya, kenyamanan dan kelayakan tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon masih menjadi persoalan.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
“Tidak memadai kalau kita dagang di sana, karena kita kan dagang pakaian sedangkan itu kotaknya kecil-kecil. Kalau pedagang cabai sih bisa masuk, tapi kalau pakaian nggak bisa,” katanya kepada wartawan, Selasa (23/9/2025).
Persoalan kenyamanan dan kelayakan tempat ini sebenarnya telah lama dikeluhkan oleh para pedagang pakaian. Bangunan hanggar yang telah disediakan oleh Pemkot Cilegon dinilai tidak dapat mereka tempati.
Saat ditertibkan pada Juli 2025 lalu, para pedagang pakaian itu diminta untuk menempati hanggar di dekat area bongkar muat. Namun, lagi-lagi mereka kembali berjualan di pinggir jalur keluar Pasar Kranggot Cilegon.
“Iya, tadi kami sudah ke sana ternyata sampah dipindahkan ke situ. Kami sudah mau jualan di situ, tapi malam kami lihat sampah sudah berserakan. Kami sudah berapa kali bilang ke atasan, masa kami mau jualan dekat sampah. Nggak masuk akal,” ucap Erni.
Kondisi seperti ini, kata Erni, membuat dirinya dan para pedagang pakaian lainnya cukup lelah. Mereka merasa seperti sedang bermain “kucing-kucingan” dengan para petugas penertiban.
Namun, ia mengaku tak ada pilihan lain selama tempat yang disediakan untuk mereka masih belum dapat memberikan kenyamanan dan kelayakan untuk mereka berjualan.
“Otomatis kami seperti ini kayak pencuri. Kalau mereka datang kami lari, sudah berapa kali kami ketangkap. Tapi karena kami butuh makan, buat anak sekolah otomatis kami seperti ini. Bagi kami, kalau hanggar itu dibereskan insyaallah kami gak ngeyel. Sediakan tempat yang layak,” tutupnya.
Penulis : Maulana
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd