LEBAK – Di sebuah rumah sederhana di Kampung Kubang Tengah, Desa Cikulur, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, seorang bocah berusia 10 tahun bernama Hasbi hanya bisa terbaring lemah. Putra dari pasangan Suhayah (53) dan Atma (55) ini sejak bayi harus berjuang melawan penyakit lumpuh layu yang telah merenggut keceriaan masa kecilnya.
Suhayah, sang ibu, menceritakan bahwa sejak Hasbi berusia tiga bulan, gejala penyakit mulai muncul. Awalnya hanya panas dan sering kejang, namun kondisi itu semakin parah.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
“Awalnya panas, sering kejang, terus kena paru-paru. Sudah dibawa berobat ke rumah sakit Adjidarmo dan rumah sakit Misi, tapi tidak sembuh-sembuh,” tutur Suhayah dengan mata berkaca-kaca saat ditemui awak media, Jumat (5/9/2025).
Meskipun telah berusaha membawa Hasbi berobat, biaya yang tak sedikit membuat pengobatan itu akhirnya terhenti. Kini, Hasbi hanya bisa tertidur lemah di rumah dan harus digendong jika ingin berpindah tempat.
Keterbatasan Ekonomi Keluarga
Keluarga Hasbi hidup dalam keterbatasan. Atma, sang ayah, hanya bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu. Dalam sehari, ia hanya membawa pulang uang sekitar Rp50 ribu, itupun jika ada yang memanggil untuk bekerja.
“Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja kadang ada kadang tidak,” ujar Suhayah lirih.
Kondisi ini membuat mereka semakin sulit untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang layak bagi Hasbi. Meski demikian, sang ibu tetap berdoa agar suatu saat putranya dapat kembali sehat dan menikmati masa kecil seperti anak-anak lainnya.
Harapan untuk Perhatian Pemerintah
Dengan segala keterbatasan yang mereka miliki, Atma hanya bisa berharap ada perhatian dari pemerintah ataupun pihak dermawan yang tergerak membantu.
“Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah untuk kesembuhan anak saya, itu saja harapan saya,” ucap Atma penuh harap.
Kisah Hasbi bukan sekadar cerita tentang penderitaan, tetapi juga potret ketahanan dan cinta orang tua dalam merawat anaknya di tengah keterbatasan. Di balik doa yang tak pernah putus, mereka menyimpan asa agar suatu hari keajaiban datang.
Bagi mereka, bantuan sekecil apapun berarti besar untuk Hasbi. Karena di balik tubuh kecil yang lemah itu, tersimpan harapan besar untuk kembali bisa berdiri, berlari, dan tersenyum seperti anak-anak lain sebayanya.
Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Usman Temposo