Beranda Peristiwa Kuraisin, Potret Warga Miskin Kota Cilegon yang Bertahan Hidup Menjadi Pemulung

Kuraisin, Potret Warga Miskin Kota Cilegon yang Bertahan Hidup Menjadi Pemulung

Kuraisin saat berada di dalam rumahnya. (Maulana)

CILEGON – Kuraisin namanya. Seorang wanita berusia 40 tahun yang hidup sebatang kara di sebuah rumah usang dan kumuh yang terletak di Lingkungan Cibeber Timur, RT 02 RW 01, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

Rumah seluas sekitar 40 meter persegi dengan kondisi yang memprihatinkan itu merupakan peninggalan mendiang kedua orangtuanya, almarhum Hamiji dan Amenah. Kuraisin adalah anak tunggal dari pasangan itu. Berada di dalam sebuah gang sempit, lokasi rumahnya pun hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau mengendarai kendaraan roda dua.

Pantauan di lokasi, kondisi sebagian rumah dengan 1 kamar itu telah ambruk sejak beberapa tahun lalu. Beberapa ruas dindingnya pun tampak telah rapuh, usang dan mengelupas. Berlantaikan ubin yang kumuh berlubang dan tanpa langit-langit di atapnya telah menjadi pemandangan bagi Kuraisin setiap hari.

Tak nampak barang-barang berharga di dalam rumah, selain lemari dan sejumlah perkakas yang menumpuk dan berserakan di ruang belakang yang kini sudah menjelma menjadi dapur.

“Yang samping roboh itu udah lama, tadinya dapur. Saya juga ketimpahan kepalanya pas lagi masak,” ungkap Kuraisin kepada BantenNews.co.id, Jumat (26/4/2024).

Dengan kondisi rumahnya tersebut, setiap turun hujan Kuraisin mengaku selalu khawatir lantaran hampir setiap sudut rumahnya, bahkan sampai bagian dalam kamar mengalami kebocoran.

Kuraisin menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya biasa memulung rongsokan dengan penghasilan Rp20-30 ribu per hari. Beruntung setiap pekan ia kerap memperoleh bantuan beras dari kerabatnya, seraya menanti kabar adanya bantuan dari pihak kecamatan pada momen-momen tertentu.

“Sehari-hari ngambil rongsokan. Keluar dari rumah pagi, pulang siang. Kalau dulu bikin kerudung, sekarang udah gak musim kerudungnya itu, jadi ngambil rongsokan,” ujarnya.

Menjadi pemulung adalah pilihan akhir Kuraisin untuk menyambung hidup. Keputusan itu terpaksa dilakukan lantaran tidak ada tawaran pekerjaan atau berdagang kendati dirinya adalah pemegang Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang ia peroleh dari seseorang pada momen Pilkada Cilegon 2020 silam.

“Belum pernah ada tawaran UMKM. Dulu mah iya ada yang datang ke sini minta fotokopi KTP tapi sampai sekarang gak tau kabarnya,” jelas Kuraisin.

Kuraisin tidak mengetahui bahwa dalam waktu dekat, kota di penghujung barat Pulau Jawa ini akan merayakan hari jadinya. Namun demikian, dalam momentum HUT Kota Cilegon ke 25 tahun pada Sabtu (27/4/2024) besok, selain berharap kebaikan dan kemajuan daerah, ia juga meminta agar pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib warganya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

“Saya gak tau kalau besok Cilegon ulang tahun. Saya berharap semakin maju aja dan warganya diberi bantuan, rumah saya bisa diperbaiki biar bisa nyaman,” tutup Kuraisin.

(STT/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News