Beranda Bisnis Pengrajin Tempe di Pandeglang Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai

Pengrajin Tempe di Pandeglang Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai

Marta sedang melakukan proses pembuatan tempe di rumahnya

PANDEGLANG – Sejumlah pengrajin tempe di Kabupaten Pandeglang mengelukan kenaikan harga kacang kedelai. Kenaikan tersebut imbas dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah pusat.

Pengrajin Tempe, Marta menyampaikan, naiknya harga bahan baku tempe membuat pengrajin harus memutar otak agar usahanya tetap bisa berjalan ditengah naiknya sejumlah bahan pokok. Salah satu jalan yang dia ambil yakni dengan memperkecil ukuran tempe yang dia produksi.

Langkah tersebut terpaksa dia ambil karena tidak ada alternatif lain. Sebab, jika harga tempe yang dinaikkan dapat dipastikan para pembeli akan komplain dan makin menurunkan omset penjualan.

“Harga kedelai naik akibat dari imbas kenaikan BBM. Sangat mengeluh bang, kita kewalahan, (siasatnya) paling kita kecilkan ukuran tempenya karena kedelai naik terus omset juga menurun,” katanya. Jumat (16/9/2022).

Ia membeberkan, sebelum BBM bersubsidi naik harga kedelai hanya Rp12.000 perkilogram akan tetapi setelah BBM bersubsidi naik harga kacang kedelai juga ikut naik menjadi Rp12.600 perkilogram.

“Harga kedelai sekarang mencapai Rp12.600. Untuk harga normal hanya Rp12.000. Kita jual tempe Rp5.000 untuk satu batangnya tetep kita gak naikin harga walaupun kedelai naik paling ngaturnya kecilin ukuran,” bebernya.

Marta berharap, pemerintah bisa memberikan solusi yang tepat ditengah kondisi seperti ini. Sebab, jika masalah ini tetap dibiarkan kemungkinan besar usaha yang sudah lama ia geluti bisa gulung tikar.

“Pengennya yah harga kedelai bisa turun lagi kaya biasanya. Karena kenaikan ini bikin kita pusing untuk ngaturnya, terus omset juga turun. Bantuan BLT BBM pun saya gak dapet,” harapnya. (Med/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini