Beranda Pendidikan Mengajar Via Daring Harus Tetap Menyenangkan

Mengajar Via Daring Harus Tetap Menyenangkan

Dewi Nurpitriani, guru Mts Pembangunan UIN Jakarta, Tangerang Selatan saat mengajar daring

TANGSEL – Bagi Dewi Nurpitriani, guru Mts Pembangunan UIN Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, mengajar via daring harus dijalani dengan suasana hati yang bahagia. Kalau tidak, bisa merusak mood dan kualitas mengajar, materi yang disampaikan pun tak maksimal.

Wanita yang berkarir menjadi guru sejak 2016 ini, punya strategi yang asik agar proses belajar mengajar melalui daring akibat pandemi Covid-19 tetap menyenangkan dan murid tidak bosan, yakni dengan menyisipkan beberapa permainan edukasi pada setiap jam pelajaranan kepada anak-anak.

“Ada lomba kecil-kecilan, main tebak-tebakan dan kuis gitu, pokoknya bikin semenyenangkan mungkin,” kata wanita yang akrab disapa Dewi, Minggu (15/11/2020).

Sejak pandemi Covid-19 mulai mewabah dan diberlakukan PSBB, Dewi yang mengajar siswa kelas 7 dan 9 mulai bekerja dari rumah
dengan berbagai aplikasi virtual seperti Zoom, Google Meet untuk virtual meeting, Google Classroom, Quizziz, Proprofs, Live Worksheet, dan lainnya.

Menurutnya, mengajar melalui daring terasa jauh lebih menguras tenaga dan waktu daripada mengajar offline. Mulai dari segi persiapan maupun pelaksanaan, daring benar-benar harus dikonsep dengan matang.

Ketika awal pemberlakuan Kurikulum Darurat Covid-19 Maret 2020, Dewi pertama kalinya mengajar daring, saat itu ia tak ada pola mekanisme pengajaran sama sekali, anak pertama dari tiga bersaudara ini hanya berusaha sebaik mungkin.

“Kalau dibilang kaget sih ya kaget banget, masih bingung seperti apa mekanismenya,” ungkapnya.

Selain itu, Dewi juga menemukan berbagai macam kendala seperti waktu yang tak menentu, saat malam masih dihubungi murid melalui WhatsApp. Membuat peraturan baru disesuaikan dengan keadaan pandemi, partisipasi siswa yang terkadang ada yang kendala karena mati lampu atau jaringan buruk. “Belum lagi wifinya error, wah macem-macemlah,” keluhnya.

Di tengah situasi sulit itu, para guru harus mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif. Namun setelah sebulan kemudian, Dewi mulai mampu beradaptasi. Dalam setiap pelajaran, ia juga tak pernah bosan mengingatkan para siswa untuk selalu menjaga kesehatan. “Saya ingetin terus untuk terapkan 3M,” katanya.

Saat ini, Dewi merasa beruntung lantaran pihak sekolah banyak menyelenggarakan pelatihan untuk para guru agar meningkatkan kapasitas dan siap mengajar di kondisi saat ini sepert workshop atau training video editing, pemanfaatan aplikasi Canva, proprofs, kinemaster, videosribe, google form, dan quizizz.

“Jadi sekolah emang sigap banget karena kan service is number one. Guru-guru juga buat emodule sendiri, memasukkan KD (Kompetensi Dasar) yang esensial dan penting diajarkan kepada anak-anak di masa pandemi,” pungkasnya.

(AU/Red/SG)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini