Beranda Uncategorized Golkar 3 Kali Pecah, Airlangga: Waktunya Kita Konsolidasi

Golkar 3 Kali Pecah, Airlangga: Waktunya Kita Konsolidasi

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto - foto istimewa Poros Maluku

SERANG – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bercerita tentang partainya yang kerap diterpa isu perpecahan jelang Munas. Airlangga mengatakan kunci utama keutuhan Golkar saat diterpa isu miring itu dengan bersabar.

“Dan yang paling penting di Golkar ini sabar-sabar dulu, jangan kita tidak sabar,” kata Airlangga saat sambutan di acara deklarasi pendukungnya ‘SMART’ di Hotel Four Seasons, Jalan Gatot Subroto, Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (24/8/2019).

Airlangga mengatakan, menuju Munas Golkar yang digelar pada Desember mendatang bisa dijadikan momen untuk melakukan konsolidasi. Upaya persatuan internal Golkar ini dirasa penting untuk kepentingan partai.

“Kita sudah mengalami 2-3 kali munas luar biasa perpecahan, ini adalah waktunya kita konsolidasikan. Kalau kita cinta Partai Golkar, kalau kita ingin Partai Golkar besar, dan kita tidak ingin dikerdilkan oleh yang lain,” tuturnya seperti dilansir detik.com.

Sebelumnya, Airlangga mengklaim dirinya telah memenangkan 92 persen suara untuk maju sebagai Ketum Golkar. Dia menyampaikan itu saat menghadiri deklarasi sahabat muda Airlangga Hartarto (SMART).

“Koordinatornya udah lengkap tugasnya jelas. Jadi di sini organisasinya jelas. Kerja 2 bulan, kita ini kerja 2 bulan sampai menuju munas. Tugas sahabat muda itu mengawal suara, hari ini sudah 92%, jadi dikawal seluruhnya, mana yang solid, mana yang gampang tergoda, mana yang ingin menggoda,” ucapnya.

Diketahui, tubuh Golkar saat ini sedang terbelah menjadi dua kubu menjelang Munas. Airlangga sebagai Ketum masih ingin menduduki orang nomor satu di partai berlambang beringin itu. Sementara itu, Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga mengincar kursi ketum.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini